Berita informasi - President Jokowi Memanggil Kaporli Terkait Perkembangan Kasus Novel
Berita informasi - Presiden Joko widodo berencana untuk memanggil kembali kapolri Jendral Pol Tito Karnavian guna untuk menanyakan hasil dari Progres untuk penyelidikan mengenai kasus terkait penyiraman air keras terhadap salah satu penyidik dari Komisi pemberantasan Korupsi Novel Baswedan.
Sebab kasus tersebut sudah melebihi 200 hari sejak Novel Baswedan disiram dengan air Keras, namun untuk saat ini pelaku dari penyiraman tersebut belum juga berhasil diungkap.
"Oh, mengenai hal tersebut nanti nantilah, saya akan undang Kapolri , saya pangil" perkataan dari Presiden Joko widodo setelah beliau selesai meresmikan Tol Bekasi-Cawang-kampung-Melayu di Jatibening, daerah jakarta Timur, Jumat
Hal tersebut disampaikan oleh Joko widodo saat dirinya telah ditanyakan Wartawan mengenai sebuah desakan dari sejumlah pihak untuk membentuk sebuah tim pencarian mengenai fakta dari kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan
Presiden Joko widodo tidak memberikan sebuah jawaban mengenai apakah beliau bersedia untuk melakukan pembentukan tim untuk pencarian mengenai fakta dari penyiraman air keras tersebut kepada Novel Baswedan. Beliau hanya menegaskan akan terlebih dahulu melakukan pemanggilan terhadap kapolri mengenai perkembangan dari kasus Novel Baswedan.
"Saya ingin mengetahui sudah sejauh mana di Prosesnya, jadi semua masalah tersebut harus jelas , Harus gamblang dan harus tuntas " ujar dari orang no 1 di indonesia tersebut. Presiden Jokowi juga pernah sekali melakukan pemanggilan kepada kapolri saat adanya desakan untuk membentuk tim pencarian fakta dari kasus novel yang telah mencuat pada bulan juli yang lalu.
Akan tetapi pada saat tersebut Presiden Jokowi mengambil keputusan untuk tidak membentuk tim pencarian fakta dan beliau menyerahkan hal tersebut sepenuhnya penyelidikan dari kasus Novel Baswedan kepada pihak Kepolisian. Novel Baswedan disiram dengan mengunakan cairan yang diduga sebagai air keras dari orang yang tidak dikenal di dekat mesjid Jami Al Ihsan pada 11 April yang lalu. Pada saat tersebut Novel Baswedan baru saja menyelesaikan Shalat Subuh berjemaah di masjid yang berada di dekat rumahnya pada sekitar pukul 05.10 WIB.
Untuk sejauh ini Novel Baswedan merupahkan kepala satuan khusus yang mempunyai tugas untuk menangani Beberapa pekara besar yang telah di tangani oleh KPK . salah satu kasus tersebut adalah kasus dugaan Korupsi dari Proyek E-KTP.
Kepala Bareskim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto yang sebelumnya memastikan bahwa Polri tidak akan Berhenti untuk terus menerus mengusut kasus dari penyiraman terhadap Novel Baswedan. akan tetapi , dalam proses tersebut terdapat banyaknya sejumlah kendala yang turut menghambat terungkapnya Pelaku dalam Kasus tersebut
Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengatakan bahwa setiap kasus tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda beda dan juga mempunyai cara penanganannya yang berbeda. bahkan untuk dalam kasus yang lain, pelaku baru bisa tertangkap setelah 4 tahun dari kejadian.
Dalam kasus dari Novel tersebut Polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap puluhan saksi. akan tetapi tidak ada yang secara langsung melihat peristiwa tersebut terjadi sehingga hal tersebut mempersulit penyidikan untuk mencari pelaku tersebut.
"Sudah Puluhan saksi yang telah dimintai kesaksiannya, akan tetapi belum bisa menunjukan Peristiwa tersebut sehingga belum terungkap" ungkap dari Ari Dono
Sebab kasus tersebut sudah melebihi 200 hari sejak Novel Baswedan disiram dengan air Keras, namun untuk saat ini pelaku dari penyiraman tersebut belum juga berhasil diungkap.
"Oh, mengenai hal tersebut nanti nantilah, saya akan undang Kapolri , saya pangil" perkataan dari Presiden Joko widodo setelah beliau selesai meresmikan Tol Bekasi-Cawang-kampung-Melayu di Jatibening, daerah jakarta Timur, Jumat
Hal tersebut disampaikan oleh Joko widodo saat dirinya telah ditanyakan Wartawan mengenai sebuah desakan dari sejumlah pihak untuk membentuk sebuah tim pencarian mengenai fakta dari kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan
Presiden Joko widodo tidak memberikan sebuah jawaban mengenai apakah beliau bersedia untuk melakukan pembentukan tim untuk pencarian mengenai fakta dari penyiraman air keras tersebut kepada Novel Baswedan. Beliau hanya menegaskan akan terlebih dahulu melakukan pemanggilan terhadap kapolri mengenai perkembangan dari kasus Novel Baswedan.
"Saya ingin mengetahui sudah sejauh mana di Prosesnya, jadi semua masalah tersebut harus jelas , Harus gamblang dan harus tuntas " ujar dari orang no 1 di indonesia tersebut. Presiden Jokowi juga pernah sekali melakukan pemanggilan kepada kapolri saat adanya desakan untuk membentuk tim pencarian fakta dari kasus novel yang telah mencuat pada bulan juli yang lalu.
Akan tetapi pada saat tersebut Presiden Jokowi mengambil keputusan untuk tidak membentuk tim pencarian fakta dan beliau menyerahkan hal tersebut sepenuhnya penyelidikan dari kasus Novel Baswedan kepada pihak Kepolisian. Novel Baswedan disiram dengan mengunakan cairan yang diduga sebagai air keras dari orang yang tidak dikenal di dekat mesjid Jami Al Ihsan pada 11 April yang lalu. Pada saat tersebut Novel Baswedan baru saja menyelesaikan Shalat Subuh berjemaah di masjid yang berada di dekat rumahnya pada sekitar pukul 05.10 WIB.
Untuk sejauh ini Novel Baswedan merupahkan kepala satuan khusus yang mempunyai tugas untuk menangani Beberapa pekara besar yang telah di tangani oleh KPK . salah satu kasus tersebut adalah kasus dugaan Korupsi dari Proyek E-KTP.
Kepala Bareskim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto yang sebelumnya memastikan bahwa Polri tidak akan Berhenti untuk terus menerus mengusut kasus dari penyiraman terhadap Novel Baswedan. akan tetapi , dalam proses tersebut terdapat banyaknya sejumlah kendala yang turut menghambat terungkapnya Pelaku dalam Kasus tersebut
Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengatakan bahwa setiap kasus tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda beda dan juga mempunyai cara penanganannya yang berbeda. bahkan untuk dalam kasus yang lain, pelaku baru bisa tertangkap setelah 4 tahun dari kejadian.
Dalam kasus dari Novel tersebut Polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap puluhan saksi. akan tetapi tidak ada yang secara langsung melihat peristiwa tersebut terjadi sehingga hal tersebut mempersulit penyidikan untuk mencari pelaku tersebut.
"Sudah Puluhan saksi yang telah dimintai kesaksiannya, akan tetapi belum bisa menunjukan Peristiwa tersebut sehingga belum terungkap" ungkap dari Ari Dono
Post a Comment